Asuransi Mobil Otomate

Paket asuransi Mobil terlengkap dari ACA asuransi yang menyediakan mobil pengganti.

Asuransi Pengangkutan (Marine Cargo)

Asuransi pengangkutan ACA menawarkan proteksi lengkap terhadap risiko-risiko yang mengancam barang Anda yang diangkut baik melalui darat, laut, maupun udara..

Senin, 26 Agustus 2019

Per Semester I/2019, Klaim Bruto Reasuransi Capai Rp2,5 Triliun



Klaim bruto reasuransi pada akhir semester I/2019 mencapai Rp2,5 triliun atau meningkat 20,8% (year-on-year/yoy). Signifikannya pertumbuhan klaim reasuransi sepanjang semester I/2019 dinilai cukup dominan dipengaruhi oleh lini bisnis harta benda.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody A.S. Dalimunthe mengatakan, sejumlah klaim katastropik dari lini bisnis itu terealisasi pada paruh pertama tahun ini. Menurutnya, realisasi itu turut mempengaruhi nilai klaim asuransi harta benda yang memang berkontribusi paling dominan.

“Beberapa klaim bencana tahun lalu, sepertinya terbayarkan pada semester I/2019,” ujarnya kepada Bisnis.com, Minggu (25/8/2019).

Data AAUI yang dipublikasikan pekan lalu menunjukkan bahwa klaim bruto reasuransi pada akhir semester I/2019 mencapai Rp2,5 triliun atau meningkat 20,8% (year-on-year/yoy). Pertumbuhan itu jauh lebih tinggi ketimbang premi bruto sektor reasuransi yang pada periode yang sama bertumbuh 10,2% (yoy) menjadi Rp8,3 triliun.

Bila diperinci, klaim bruto reasuransi paling besar berasal dari lini bisnis harta benda, yakni senilai Rp1,04 triliun atau bertumbuh 26,3% (yoy). Asuransi kredit menyusul dengan kontribusi mencapai Rp304,18 miliar, naik 4,2% (yoy).

Kendati begitu, pertumbuhan klaim paling signifikan berasal dari lini bisnis rangka kapal yang meningkat 52,7% (yoy) menjadi Rp222,85 miliar. Kemudian, klaim bruto asuransi pengangkutan bertumbuh 41,9% (yoy) menjadi Rp103,56 miliar.

Di sisi lain, kondisi serupa juga terjadi untuk sektor asuransi kerugian. Klaim bruto asuransi umum tercatat sebesar Rp16,4 triliun, bertumbuh 27,7% (yoy), sedangkan premi bruto meningkat 20,6% menjadi Rp39,95 triliun.

Rasio klaim asuransi kerugian bahkan tercatat 41,2% pada semester I/2019, naik dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, yakni sebesar 38,9%.

Pada periode itu, kontributor terbesar klaim bruto asuransi kerugian berasal dari lini usaha kendaraan bermotor senilai Rp3,78 triliun. Namun, pertumbuhan klaim terbesar berasal dari lini usaha asuransi kredit dengan total klaim senilai Rp3,5 triliun atau meningkat 101,7% (yoy).

Rasio klaim untuk lini usaha asuransi kredit bahkan mencapai 60,9% pada semester I/2019. Realisasi itu naik dari 58,3% pada semester I/2018.

Dody mengatakan, lini usaha asuransi kredit menjadi lini usaha yang seksi bagi pemain industri asuransi umum. Namun, melambungnya nilai klaim hingga semester I/2019 harus menjadi perhatian bagi para underwriter untuk mengalkulasi risiko.

“Di industri kita justru akan memperhatikan klaimnya asuransi kredit, terutama asuransi jiwa kredit, yang naiknya sampai Rp1,76 triliun [yoy],” katanya saat paparan kinerja di Jakarta, Selasa (20/8/2019).

Pada saat yang sama, premi bruto asuransi kredit juga bertumbuh 93,3% (yoy) menjadi Rp57,5 triliun. Hal ini mencerminkan besarnya potensi pasar asuransi kredit di dalam negeri.

Dalam 5 tahun terakhir, pasar asuransi kredit banyak diperebutkan oleh para pemain. Menurut Dody, dengan pangsa pasar yang besar, tarif premi lini usaha ini makin menurun.

Hal itu terjadi lantaran perbankan membutuhkan asuransi kredit untuk mengelola non performing loan (NPL) mereka.

“Namun, tidak semua kredit macet perbankan menjadi coverage oleh asuransi kredit. Ini menjadi tantangan kami sekaligus edukasi bagi bank. Jika ini diabaikan, maka yang terjadi adalah persaingan tarif. Ini sudah mulai terjadi,” ujarnya.

sumber: bisnis 

Kamis, 22 Agustus 2019

Generasi Milenial Mulai Melek Asuransi Kendaraan


Asuransi kendaraan terus mendapatkan konsumen baru dari waktu ke waktu dengan berbagai jenis konsumen. Bahkan sekarang ini, semakin banyak konsumen dari golongan milenial yang sudah mulai melek asuransi kendaraan.

Brand Manager Medan sebuah perusahaan Asuransi Umum, Muliawansyah, menjelaskan sekarang ini semakin banyak milenial yang ikut asuransi kendaraan bermotor. Rata-rata kini para peserta asuransi mulai dari 24-35 tahun.

"Dua tahun lalu sekitar 30-40 tahun, sekarang lebih muda lagi dan rata-rata umurnya kini 24-35 tahun," ungkap Muliawansyah Rabu (21/8/2019) di Kualanamu Sumatera Utara. 

Para milenial ini mulai investasi dengan asuransi karena mendapatkan dukungan dari orang tuanya. Sehingga semakin banyak generasi muda yang semakin melek terhadap digital.

Kemudian untuk pembelian asuransi, para generasi milenial ini masih melakukan pembelian polis secara konvensional. Mereka memanfaatkan saluran digital untuk mencari informasi, dan kemudian baru melakukan pembelian secara konvensional.

"Sekarang ini kita sedang ada di tahapan omni channel, masih mengkombinasikan konvensional dan digital. Kita ditahapan masih menggunakan dua channel, kalau digital secara penuh belum saatnya."

Muliawansyah membeberkan bahwa untuk area Medan dan sekitar, asuransi kendaraan memang perlu dilakukan. Pola berkendara di Medan cukup buruk, dan risiko kecelakaan cukup tinggi terjadi di jalan-jalan kota Medan.

sumber:  medcom

Jumat, 16 Agustus 2019

Produk Automotif Meningkat, Akses Beli Kendaraan Semakin Mudah


Pasar Automotif di Tanah Air terus dijejali dengan produk-produk terbaru. Masyarakat pun semakin antusias dengan hadirnya mobil-mobil baru tersebut. Ditambah dengan semakin mudahnya masyarakat mengakses pembiayaan sehingga membuat industri automotif nasional menjadi tumbuh pesat.

Wajah Himawan Sutanto, 34, tampak ceria. Pegawai di salah satu perusahaan produk consumer ini tak bisa menutupi kegembiraannya begitu aplikasi pembiayaan mobil yang diajukannya langsung disetujui. Ditemui di pameran salah satu merek mobil grup Astra di Mal Kota Kasablanka akhir pekan lalu, pria yang memiliki lima anak ini mengaku membeli mobil jenis low multipurpose vehicle (MPV). 

“Sebelumnya saya punya sedan tapi karena jumlah anak bertambah, akhirnya saya jual. Sekarang ganti Avanza yang bisa muat banyak penumpang,” ucapnya. Awalnya, Himawan mengaku agak ragu untuk membeli mobil baru. Ini lantaran uang muka dari penjualan mobil lamanya masih dirasa kurang untuk memenuhi perhitungan cicilan bulanan yang ringan. 

“Tapi sales-nya menyarankan untuk memperpanjang tenor pembiayaan sehingga lebih ringan,” katanya. Himawan mengaku menggunakan lembaga pembiayaan di bawah bendera Astra Financial. “Ini karena pengalaman teman yang membeli mobil di GIIAS 2019. Kredit, asuransi kendaraan, asuransi jiwanya lengkap,” tuturnya. 

Himawan mengungkapkan, dirinya fleksibilitas dalam menentukan jenis asuransi kendaraan, apakah total loss only (TLO), komprehensif, atau kombinasi keduanya. Juga tenor kredit dan besaran uang muka. “Suku bunganya juga kompetitif,” paparnya.

Nah yang membuat Himawan terkesan, yakni proses aplikasi pembiayaan dan berbagai layanan terkait dari Astra Financial bisa diakses secara digital. Mulai dari melakukan simulasi besaran cicilan, klaim asuransi kendaraan, sampai mengajukan pertanyaan terkait fasilitas pembiayaan yang diambil. 

“Jadi, tidak perlu bolak-balik datang ke kantor leasing,” tuturnya. Hal senada diungkapkan Muchtar Permana, 29. Pria lajang yang bekerja sebagai aparatur sipil negara (ASN) ini mengajukan pembiayaan ke Astra Financial saat perhelatan pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS ) 2019 lalu. “Saat itu banyak promonya, mulai dari cicilan yang rendah, tenor sampai premi asuransi yang kompetitif,” sebutnya. 

Di GIIAS, lanjut Muchtar, dirinya membeli Daihatsu Xenia. “Prosesnya tidak ribet, selain itu semua ada di booth Astra Financial. Mulai dari asuransi, pembiayaan, bahkan ada paket asuransi jiwanya dan saya ambil yang itu,” tuturnya. Astra Financial memang tengah mengedepankan penawaran produk yang terbaik, kemudahan proses, serta kecepatan layanan. 

Gunawan Salim, Project Director GIIAS 2019 Astra Financial dan Chief Marketing Officer Retail Business Asuransi Astra, mengatakan, Astra Financial mewujudkan value proposition, yaitu best value, integrated, dan speed dalam tema besar “Inspiring Financial Solution”.

“Ketiga hal tersebut kami wujudkan dalam program khusus pada GIIAS Jakarta tahun 2019 ini, baik untuk pembiayaan mobil dan motor, perbankan, maupun asuransi umum dan asuransi jiwa,” kata Gunawan. Saat ini digitalisasi produk dan layanan tidak hanya terjadi di industri automotif, juga di industri keuangan pada era Industri 4.0. 

“Astra Financial yang merupakan Divisi Jasa keuangan PT Astra International Tbk senantiasa melakukan digitalisasi produk dan layanan untuk menjadi mitra keuangan bagi para pelanggan,” katanya. Dia mencontohkan, wujud digitalisasi ini terefleksi dalam enam booth Astra Financial pada GIIAS 2019 yang digelar bulan lalu.

Di antaranya menampilkan aplikasi digital yang menjadi solusi bagi pelanggan untuk mendapatkan layanan dari Lembaga Jasa Keuangan Astra Financial agar semakin mudah diakses dan memberikan solusi kapan pun dan di mana pun, mulai dari aplikasi Permata Mobile X, acc.one, Toyota Flex, FIF-GROUP Mobile Customer, Garda Mobile Otocare, serta IloveLife.co.id. 

“Dalam inovasi produk Astra Financial, tema ini diwujudkan dengan memberikan beragam layanan keuangan unggulan, meliputi pembiayaan, asuransi, hingga layanan perbankan yang disediakan oleh ke-6 Lembaga Jasa Keuangan Astra Financial yang berpartisipasi di GIIAS 2019, yaitu Bank Permata, ACC, FIFGROUP, TAF, Asuransi Astra, dan Astra Life,” tuturnya.

Tak hanya pembiayaan mobil, Astra Financial juga memiliki produk pembiayaan motor. Sebab, pada era milenial saat ini tentunya kebutuhan masyarakat semakin beragam. Di antaranya kebutuhan akan kepemilikan kendaraan bermotor. Bahkan, tidak jarang pula masyarakat yang mempergunakan kendaraan roda dua sebagai mata pencaharian.

Karena itu, Astra Financial menghadirkan FIFASTRA (pembiayaan sepeda motor) yang dilayani oleh FIF Group. Apa yang dilakukan oleh Astra Financial ini sejalan dengan upaya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus meningkatkan literasi dan inklusi keuangan yang diharapkan dapat menjadi penggerak ekonomi.

Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi Perlindungan Konsumen Tirta Segara mengatakan, masyarakat, apalagi kalangan muda, akan didorong terus untuk semakin bagus literasi dan inklusi keuangannya. 

“Mereka memiliki potensi besar sebagai penggerak perekonomian Indonesia, baik dari segi jumlah populasi, karakter, maupun tingkat literasi serta inklusi keuangan,” ujarnya. Sebagaimana tercantum dalam Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI), target perluasan akses keuangan bagi kelompok mahasiswa dan pemuda di seluruh Indonesia dapat menembus 75% pada akhir tahun 2019. 

Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan OJK tahun 2016 menunjukkan bahwa pemuda (usia 18-35 tahun) memiliki tingkat literasi dan inklusi keuangan yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok usia lainnya secara nasional. Tingkat literasi sebesar 32,1% di rentang usia 18-25 tahun dan 33,5% (usia 26-35 tahun), tingkat inklusi keuangan sebesar 70% (usia 18-25 tahun) dan 68,4% (usia 26-35 tahun).

sumber: sindonews

Rabu, 14 Agustus 2019

Upaya Klaim Harta Benda yang Rusak Akibat Gempa Bumi


Gempa bumi mengguncang Banten dan sekitarnya Jumat (2/8) malam. Ribuan orang luka-luka dan ratusan bangunan rusak akibat bencana itu. 

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan mayoritas bangunan yang rusak adalah rumah warga. Sisanya berupa rumah sakit, kantor desa, dan masjid. 

Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menyatakan belum mendapatkan laporan dari pelaku usaha terkait jumlah klaim yang diajukan pemegang polis atas kerusakan sejumlah bangunan akibat gempa Jumat malam.

"Sejauh ini pihak asuransi belum menerima laporan kerugian masyarakat," ucap Direktur Eksekutif AAUI Dody AS Dalimunthe kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (3/8).

Ia menyatakan seluruh pemegang polis asuransi gempa bumi bisa langsung mengklaim kepada penerbit polis jika objek yang diasuransikan rusak akibat gempa. Setelah itu, perusahaan asuransi akan langsung mengecek ke lapangan untuk memastikan apakah objek yang diadukan oleh nasabah memang rusak akibat gempa.

"Setelah terbukti memang rusak karena gempa, lalu perusahaan asuransi akan menghitung nilai pertanggungan yang akan dibayar," ucap Dody.

Menurutnya, nilai yang ditanggung oleh perusahaan asuransi belum tentu 100 persen dari total kerusakan yang terjadi. Biasanya perusahaan hanya akan mengganti sebagian saja. 

"Bila sudah ada hitungannya maka perusahaan akan menyampaikan ke pemegang polis, kalau dua pihak sudah sepakat maka dilanjutkan ke proses pembayaran klaim," terangnya.

Dalam aturannya, pencairan klaim maksimal selesai satu bulan setelah pemegang polis dan perusahaan asuransi sepakat dengan jumlah nilai pertanggungan yang akan dibayarkan. Namun, pada praktiknya, pemegang polis sudah bisa mendapatkan uang ganti rugi dari perusahaan asuransi satu minggu setelah kesepakatan. 

"Jadi proses pencairannya tidak lama juga sebenarnya," imbuh Dody. 

Namun, perlu dicatat bahwa asuransi gempa bumi tak serta merta menjadi satu paket dengan asuransi properti. Pemegang polis harus membayar premi tambahan di luar properti untuk mendapatkan fasilitas asuransi gempa bumi. 

"Asuransi gempa ini standarnya harus menggunakan Polis Asuransi Standar Gempa Bumi Indonesia (PSAGBI). Kalau tidak membayar premi ini, ya properti yang rusak karena gempa tidak mendapatkan pengganti dari perusahaan asuransi," jelas Dody. 

Mengutip laman resmi AAUI, asuransi gempa bumi adalah asuransi yang menjamin kerugian atau kerusakan harga benda atau kepentingan yang dipertanggungkan secara langsung disebabkan oleh bahaya gempa bumi, letusan gunung berapi, kebakaran, dan ledakan yang mengikuti terjadinya gempa bumi dan letusan gunung berapi, dan tsunami.

Dalam asuransi gempa bumi, objek yang bisa diasuransikan biasanya berupa bangunan sekaligus isinya. Sebagai contoh, jika suatu rumah yang diasuransikan dalam asuransi gempa bumi, artinya seluruh barang yang ada di dalam bangunan itu bisa menjadi objek asuransi. 

"Kalau rumah ya perabotan itu juga akan ditanggung oleh perusahaan asuransi, lalu kalau pabrik ya bahan mentah atau setengah jadi di dalamnya ikut ditanggung. Intinya bangunan dan isi," katanya.

Sementara, Dody menyebut beberapa perusahaan asuransi juga menanggung kerusakan kendaraan bermotor yang berada di dalam bangunan yang rusak akibat gempa. Namun, masyarakat harus cermat dan teliti terhadap setiap produk yang ditawarkan oleh perusahaan asuransi.

"Kadang ada perusahaan asuransi yang masukin juga pertanggungan untuk kendaraan," tutur dia.

Sementara, beberapa perusahaan asuransi juga membedakan produk untuk kendaraan bermotor dan kerusakan kendaraan bermotor akibat gempa bumi. Umumnya, harus ada premi tambahan demi mendapatkan pertanggungan akibat gempa.

"Kalau properti harus ditambah dengan asuransi PSAGBI, kalau kendaraan ditambah dengan klausul gempa. Jadi tambah premi,"pungkas  Dody.

sumber: cnnindonesia 

Selasa, 13 Agustus 2019

Antisipasi Gempa di Wilayah Cincin Api, Lindungi Diri dan Harta Benda Anda


Berada di wilayah ring of fire atau cincin api, masyarakat di Indonesia harus melek bencana dan senantiasa mengantisipasi segala kemungkinan. 

Sebagai negara yang terletak antara lempeng Australia, lempeng Eurasia dan lempeng pasifik, serta cincin api pasifik, Indonesia menjadi negara dengan wilayah rawan gempabumi. Gempabumi pada  2 Agustus 2019, Pukul 19.05 WIB di Samudera Hindia wilayah Banten, Jawa Barat sebesar 6.9 M adalah salah satu contohnya.

Menurut data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terdapat 10 wilayah yang masuk dalam Zona Duga Aktif terjadinya gempabumi dan 52 gempa signifikan dengan magnitudo di atas 5,0 sepanjang Agustus 2019 saja.

Fakta tersebut menyadarkan kita untuk memiliki pengetahuan yang baik dalam menghadapi gempa bumi.

Berikut ini beberapa hal mudah yang bisa kita siapkan sebagai upaya perlindungan diri dari gempa bumi :

1. Miliki pengetahuan gempa bumi yang baik

2. Kenali lingkungan dan rute evakuasi tempat Anda beraktivitas

3. Persiapan rutin pada tempat Anda bekerja dan tinggal:

Pastikan perabotan (lemari, cabinet, dll) diatur menempel pada dinding (dipaku, diikat, dll) dan tempatkan barang-barang berat pada rak bagian bawah untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempa bumi.
Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran
Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.
4. Siapkan emergency bag yang berisi identitas, uang tunai dan keperluan pribadi (obat-obatan, alat mandi, selimut, pakaian, senter, pisau lipat multifungsi dan masker)

Pada saat situasi darurat, kemungkinan listrik terputus akan sangat mungkin terjadi. Hal ini akan menyebabkan sejumlah fasilitas ATM, online payment dan debit mengalami offline dan sulit bagi kita untuk mengetahui kapan fasilitas tersebut akan pulih. Oleh karena itu, penting untuk selalu memiliki uang tunai dalam dompet walaupun saat ini kehidupan sehari-hari sudah dimudahkan dengan adanya uang elektronik.
5. Download aplikasi BMKG untuk mengetahui perkembangan terkini dan paling akurat mengenai gempa bumi.

6. Pastikan baterai handphone terisi penuh agar bisa memberikan kabar kepada keluarga dan rekan, ataupun untuk memantau perkembangan situasi terbaru melalui siaran radio bilamana terjadi bencana

7. Aktifkan fitur Crisis Response di platform social media, sebagai salah satu cara memberikan berita kepada saudara dan rekan Anda mengenai kondisi Anda pasca kejadian.

Amat penting bagi kita untuk melindungi diri ketika situasi darurat terjadi. Namun, selain perlindungan diri dan keluarga, Anda juga perlu memikirkan kondisi pasca kejadian. Berapa banyak kerugian material yang harus diderita akibat kejadian tersebut yang dapat mengganggu kondisi keuangan Anda ke depan.

Menurut Bernard P. Wanandi, VP Director PT. Asuransi MSIG Indonesia, antisipasi kerugian adalah hal penting bagi setiap orang. Oleh karena itu, setiap orang perlu memikirkan rencana proteksi diri dan harta miliknya dengan serius.

"Proteksi terbaik adalah yang mampu memberikan manfaat secara komprehensif, mulai dari kecelakaan diri hingga kerugian material, " ujar Bernard dalam keterangan tertulis, diterima Selasa (13/8/2019).

Jadi, pastikan untuk selalu mempersiapkan diri apabila hal tak diinginkan terjadi seperti kecelakaan diri ataupun kerusakan harta benda yang tak sedikit jumlahnya. Penting untuk melindungi diri dan harta benda yang Anda miliki dengan asuransi terbaik.

Asuransi yang tepat adalah asuransi yang mampu memberikan jaminan bagi kecelakaan diri Tertanggung dan keluarga serta kerusakan harta benda yang diakibatkan oleh gempa bumi.

sumber: bisnis 

Jumat, 09 Agustus 2019

Makin Banyak Orang Indonesia Asuransikan Mobilnya


Asuransi kendaraan memberikan rasa tenang terhadap pemilik jika terjadi hal yang tidak diinginkan. Meskipun harus mengeluarkan biaya tambahan, nyatanya pengguna jasa asuransi kian meningkat.

Tren ini dinilai juga oleh harga mobil yang terus naik setiap tahunnya. Daripada mengeluarkan biaya besar ketika mobil mengalami kecelakaan sudah semakin banyak pemilik mengasuransikan kendaraannya.

"Sekarang orang masuk asuransi sudah naik sekitar 30-35 persen. (Karena mobil mahal?) Satu itu, kedua edukasi terus kita lakukan," ujar Chief Marketing Officer (Retail Business) Asuransi Umum di Jakarta, Gunawan Salim dalam media gathering Astra Financial GIIAS 2019 di Menara Astra, Setiabudi, Jakarta Selatan, Senin (15/7/2019).

Bahkan Gunawan mengatakan pengguna asuransi pun sudah mulai meningkat pada konsumen yang membeli kendaraan secara cash. Menurutnya sudah semakin banyak konsumen yang sadar akan pentingnya asuransi.

"Kesadaran, kalau leasing satu paket sama kreditnya otomatis beli asuransi karena kredit. Kalau beli cash beli putus, kalau mau punya asuransi ya tergantung dia punya kesadaran asuransi atau tidak," ungkap Gunawan.

Asuransi Astra sendiri menargetkan 350 unit kendaraan yang dibeli cash pada GIIAS 2019 untuk menggunakan jasa asuransi mereka. Meskipun tidak banyak, ia mengkalkulasikan memang hanya ada 60 persen yang masuk asuransi.

Baca juga: Mau Klaim Asuransi Mobil setelah Mudik? Ini Tipsnya

"Yang cash di kita itu targetkan 350 unit, yang orang beli cash asuransi ke kita. Emang ngga gede, kalau yang cas masuk asuransi 60 persen," tutup Gunawan.

sumber: detik

Kamis, 08 Agustus 2019

Premi Asuransi Umum Melesat Hingga Tengah Tahun, Industri Pilih Hati-Hati



Bisnis asuransi umum melesat pada semester pertama 2019. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan pendapatan premi dari asuransi umum dan reasuransi tumbuh 17,27% yoy menjadi sebesar Rp 50,93 triliun pada Juni 2019.

Meski pertumbuhan menanjak tajam, Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) masih mempertahankan proyeksi premi asuransi umum bakal tumbuh minimal 10% yoy sepanjang 2019. Lantaran masih ada semester kedua 2019, namun Ia optimis pertumbuhan premi masih akan baik.

“Saya surprise dengan data yang telah dirilis OJK yang menunjukkan industri asuransi umum tumbuh. Kami yakin kontributor premi terbesar memang masih pada lini asuransi properti dan asuransi kendaraan bermotor,” ujar Dody kepada Kontan.co.id pada Kamis (25/7).

Dody bilang walaupun penjualan kendaraan bermotor turun tidak akan berdampak pada asuransi umum. Lantaran sejauh ini, jalur distribusi lini asuransi kendaraan bermotor adalah melalui pembiayaan dan langsung ke tertanggung baik individual maupun perusahaan.

“Kalaupun data penjualan kendaraan menurun dari manufacturer, namun untuk yang melalui pembiayaan pasti akan tetap diminta ada cover asuransi. Dengan demikian, bisa saja diasumsikan aktifitas pembiayaan kendaraan bermotor tidak turun. Bisa juga Literasi terhadap masyarakat pemilik kendaraan meningkat sehingga membeli asuransi,” jelas Dody.

Dody melihat ada tiga lini bisnis yang memiliki peluang hingga akhir tahun. Diantaranya, asuransi migas. Lantaran kenaikan harga minyak, sehingga pendapatan dapat menutup biaya produksi. Dengan demikian kegiatan migas berjalan, dan kebutuhan asuransi migas tinggi.

"Asuransi kredit karena meningkatnya penyaluran kredit, terutama KUR dan kredit konsumtif. Sepertinya ini bagian dari aktifitas menjelang pemilu kemarin. Kita lihat saja bagaimana perkembangannya setelah usai pemilu," tutur Dody.

Lanjut Dody, asuransi aneka juga masih memiliki prospek yang bagus. Namun ia mengaku lini bisnis ini terdiri dari banyak Produk asuransi yang tidak masuk dalam lini bisnis khusus.

Kebanyakan adalah produk-produk asuransi ritel seperti travel insurance, household insurance, asuransi gadget, asuransi pertanian, dan sebagainya.

sumber: kontan 


Selasa, 06 Agustus 2019

Berisiko Tinggi, Asuransi Untuk Perusahaan Tekstil Libatkan Beberapa Penanggung


Pengoperasian perusahaan tekstil rentan akan risiko kebakaran. Untuk menghindari hal tersebut, pelaku usaha tekstil menggunakan produk asuransi kerugian guna menjaga persediaan bahan baku dan mesin di pabrik.

Namun mengcover perusahaan tekstil tidak kecil. Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody A.S. Dalimunthe mengungkapkan untuk mengcover perusahaan tekstil biasanya menggunakan skema koasuransi atau pertanggungan asuransi dicover oleh lebih dari satu penanggung.

“Biasanya kalau tekstil tidak bisa sendiri, tapi koasuransi. Teknisnya polis yang diterbitkan oleh leader koasuransi, namun semua pemberi koasuransi bertanggung jawab sesuai bagiannya masing-masing,” kata Dody kepada Kontan.co.id, Senin (5/8).

Karena jumlah dicover besar, biasanya asuransi yang dilibatkan masih satu grup dengan kreditur perusahaan tekstil. Misalnya saja, perbankan yang punya perusahaan asuransi.

Meski demikian tidak semua okupasi tekstil menggunakan kosuransi karena ada yang dicover oleh satu penanggung. Namun dengan tipikal pertanggungan berisiko tinggi seperti tekstil, penggunaan koasuransi sebagai cara memitigasi dan penyebaran risiko.

Untuk besaran yang ditanggung asuransi, tergantung dari preferensi penanggung mulai dari profil risiko yang dicover dan risk appetite para penanggung.

sumber: kontan 

Senin, 05 Agustus 2019

AAUI: Third Party Liability Bukan Sekadar Premi, Tapi Bermanfaat Untuk Masyarakat


Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mengharapkan adanya kewajiban untuk menggunakan asuransi Third Party Liability (TPL).

Third Party Liability adalah jenis asuransi akan memberikan jaminan penggantian kerugian berupa properti atau cidera badan sampai kematian kepada pihak ketiga yang disebabkan oleh kelalaian pengemudi kendaraan.

“Ini jangan dilihat bahwa Industri asuransi ini ingin mendapatkan premi saja. Namun, perlu dilihat bagaimana masyarakat tercover jika ada kerugian,” ungkap Executive Director AAUI Dody A. S. Dalimunthe, Kamis (1/8).

Dia menjelaskan, produk compulsory insurance ini merupakan produk yang menyasar masyarakat banyak. Hal ini ditujukan kepada masyarakat yang tingkat literasinya rendah untuk wajib berasuransi.

Tujuan dari compulsory ini pun demi kebaikan masyarakat. Olehnya, compulsory asuransi ini menjadi penting.

“Tujuan asuransi ini untuk menyasar ke masyarakat banyak yang tingkat literasinya masih rendah. Asuransi ini perlu diwajibkan karena tujuannya memang untuk mereka sendiri,” terangnya.

Pihaknya menginginkan compulsory insurance ini berjalan seperti BPJS. Menurutnya, BPJS terbukti bermanfaat bagi banyak masyarakat.

Jika saat ini pemerintah belum bisa membuat compulsory ini sebagai undang-undang, pihaknya berharap stakeholder dapat membuatnya sebagai subsidi tahap pertama. Dody berharap ada kewajiban memiliki TPL, terutama untuk kecelakaan di jalan raya.

Dody menceritakan Malaysia sudah mengembangkan TPL ini. Di sana asosiasi ikut serta memberikan kampanye tentang safety driving. Industri otomotif di Malaysia juga dinilai semakin peduli dengan membuat kendaraan yang aman, bukan sekadar menciptakan yang murah.

sumber: kontan 

Jumat, 02 Agustus 2019

AAUI Harapkan Asuransi Third Party Liability Diterapkan Secara Wajib


Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menilai asuransi Third Party Liability (TPL) penting untuk diterapkan secara wajib. Dalam acara Focus Group Discussion (FGD), AAUI melihat TPL perlu mendapat dukungan dari pemerintah untuk diwajibkan.

Third Party Liability merupakan produk asuransi yang akan memberikan jaminan penggantian kerugian berupa properti atau cedera badan sampai kematian kepada pihak ketiga yang disebabkan oleh kelalaian pengemudi kendaraan.

Ketua Bidang Teknik 3 AAUI Wayan Pariama menjelaskan produk asuransi TPL menempati posisi ketiga dalam asuransi kendaraan di Indonesia. Asuransi yang menjadi favorit adalah produk asuransi kendaraan itu sendiri dan asuransi untuk kecelakaan personal.

Berdasarkan catatannya, saat ini baru 33% dari pembeli produk asuransi kendaraan yang memiliki TPL. Sebanyak 72% di antaranya memiliki klaim hingga Rp 10 juta, 19% memiliki klaim hingga Rp 25 juta, dan hanya 2% yang memiliki klaim TPL hingga Rp 100 juta.

Road Safety Consultant Jusri Palubuhu menjelaskan kebanyakan orang Indonesia masih menganggap asuransi ini sebagai cost bukannya investasi. Asuransi untuk pihak ketiga ini menjadi penting mengingat resiko berkendara dewasa ini membawa dampak panjang.

Coordinator of Road Safety Community & Traffic Behaviour Observer Edo Rusyanto menjelaskan sebanyak 62,5% orang mengalami kemiskinan saat tulang punggung keluarga menjadi korban meninggal kecelakaan lalu lintas.

Dirinya juga merangkum sebanyak 400.904 orang tewas dalam kecelakaan lalu lintas dalam kurun waktu 1999 hingga 2018. “Bayangkan berapa jumlah generasi penerus yang hilang. Mereka seharusnya mampu membawa Indonesia menjadi lebih baik,” tambahnya.

Kasubdit Standarisasi Cegah dan Tindak Ditkamsel Korlantas Polri Kombes Pol Kingkin Winisuda mengatakan bahwa angka kejadian kecelakaan lalu lintas di Indonesia masih sangat tinggi. 

Pada tahun 2018, terjadi sebanyak 109.215 kecelakaan. Di antara jumlah tersebut, 29.472 orang meregang nyawa. Dia juga memaparkan kejadian tersebut dialami oleh rentang usia produktif yakni 15-29 tahun. 

Pun, kecelakaan lalu lintas didominasi oleh sepeda motor.

sumber: kontan 

Kamis, 01 Agustus 2019

AAUI: Pengguna Asuransi Third Party Liability Masih Minim


Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mengharapkan adanya kewajiban untuk menggunakan asuransi Third party liability (TPL). 

Third Party Liability sendiri adalah jenis asuransi akan memberikan jaminan penggantian kerugian berupa properti atau cedera badan sampai kematian kepada pihak ketiga yang disebabkan oleh kelalaian pengemudi kendaraan.

Ketua Bidang Teknik 3 AAUI Wayan Pariama menyebutkan dari semua mobil dengan usia di bawah 10 tahun, 51% sudah memiliki asuransi. Namun dari 51% tersebut baru 17% yang memiliki TPL. “Artinya dari 10 mobil, baru 1,7 di antaranya punya TPL,” ujarnya.

Dia juga menceritakan dari total premi industri tahun 2018 sebesar Rp 18 triliun, produk TPL hanya sekitar 3%. Wayan juga menjelaskan bagaimana keadaan di pasar sekarang. 

Perusahaan multifinance saat ini belum belum menyediakan TPL untuk motor. “Seperti kita tahu, saat ini angka korban meninggal dari motor mencapai 70%,” jelasnya.

Sedangkan untuk mobil jenis niaga, asuransi yang diambil biasanya hanya asuransi yang total loss only (TLO). Padahal Wayan menjelaskan asuransi ini belum meng-cover jika ada pihak ketiga yang dirugikan.

Oleh sebab itu, dirinya mengharapkan jika seseorang mengajukan asuransi komprehensif, maka sebaiknya sudah terdapat TPL-nya. 

Hal ini juga penting untuk perusahaan leasing mobil. Sebabnya, jika terjadi sesuatu pada kendaraan tersebut, maka masih ada pihak yang cover, sehingga proses cicilan tidak terganggu.

“Bagus untuk leasing, jadi kalau ada tuntutan pihak ketiga, dia masih bisa cicil,” terangnya.

Kedua, jika ada pengambil asuransi yang membayar premi, maka pihak leasing juga akan mendapatkan komisi. Sebagai catatan, saat ini baru sekitar 33% dari total nasabah asuransi yang sudah memiliki TPL.

sumber: kontan