Asuransi Mobil Otomate

Paket asuransi Mobil terlengkap dari ACA asuransi yang menyediakan mobil pengganti.

Asuransi Pengangkutan (Marine Cargo)

Asuransi pengangkutan ACA menawarkan proteksi lengkap terhadap risiko-risiko yang mengancam barang Anda yang diangkut baik melalui darat, laut, maupun udara..

Rabu, 25 April 2018

Kuartal I, Asuransi Umum Tumbuh 10%


Industri asuransi umum bakal mulai bergairah pada kinerja awal tahun 2018. Ini angin segar untuk industri asuransi setelah sempat mencetak perlambatan kinerja sepanjang tahun lalu.

Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) memproyeksikan, industri asuransi umum akan tumbuh sekitar 10% di kuartal pertama. Direktur Eksekutif AAUI Doddy Achmad Sudiyar Dalimunthe mengatakan, lini asuransi properti dan kendaraan bermotor masih akan menyumbang kontribusi terbesar dalam mendongkrak pertumbuhan premi asuransi umum.

Kedua lini bisnis ini didukung oleh peningkatan konsumsi masyarakat di awal tahun ini. Misalnya, penjualan properti residensial tetap tinggi dengan banyaknya pemukiman dan apartemen baru.

"Harapan kami di kuartal I-2018 ini bisa tumbuh 10%, Karena estimasi hingga akhir tahun ini adalah naik 10%," kata Doddy kepada KONTAN, Jumat (21/4). Di kuartal kedua tahun ini, AAUI optimistis bisnis asuransi umum akan tumbuh positif.

Kalangan industri mengiyakan proyeksi tersebut. Salah satunya, PT Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia telah membukukan premi senilai Rp 493 miliar di kuartal I-2018. Vice President Director Cakrawala Proteksi Nicolaus Prawiro mengatakan, jumlah itu naik hampir 10% secara year on year (yoy) dari posisi sebelumnya Rp 450 miliar.

"Cabang-cabang kami sudah membuahkan hasil dan kami juga dapat tambahan beberapa akun baru," terangnya. Cakrawala Proteksi membidik akan meraih premi senilai Rp 1,2 triliun di akhir tahun ini. Angka ini naik sekitar 20% dari pencapaian Rp 1,01 triliun di akhir tahun lalu. Adapun, dalam tempo tiga bulan, Cakrawala Proteksi sudah merealisasikan 41,08% dari target tahunan.

Sementara itu, PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) sudah membukukan premi mendekati Rp 1 triliun di kuartal I-2018. Direktur Operasi Ritel Jasindo Sahata L. Tobing menyampaikan, pencapaian yang maksimal tersebut masih ditopang oleh lini bisnis yang memiliki kontribusi besar.

Sebut saja, kinerja asuransi properti dan kendaraan bermotor bertumbuh baik, begitu pula dengan bisnis asuransi aneka dan marine cargo yang turut mencetak kinerja apik. Namun, Sahata tidak membeberkan secara perinci mengenai pertumbuhan tersebut. "Pertumbuhan premi secara year on year (yoy) cukup oke, naik sekitar 8%," ujarnya.

Pada kuartal kedua, Sahata yakin untuk bisa menggapai target karena ekonomi mulai membaik. Hingga akhir tahun 2018, Jasindo membidik perolehan premi senilai Rp 5,8 triliun. Adapun dalam tempo tiga bulan, Jasindo sudah memenuhi sekitar 17,24% dari target perolehan premi di tahun ini.

sumber: kontan

Kamis, 19 April 2018

Hadapi Pasar Asean, Asuransi Umum Harus Miliki Kemampuan Menetapkan Tarif


Perusahaan asuransi kerugian dinilai perlu meningkatkan kemampuan dalam menentukan tarif premi dengan tepat agar dapat bersaing dalam era pasar terbuka pada 2020.

Direktur Utama PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re Frans Y. Sahusilawane menjelaskan saat ini industri asuransi umum masih mengandalkan batas tarif premi yang ditetapkan oleh regulator. Batas tarif itu ditetapkan melalui data perkembangan industri yang dihimpun regulator dan juga oleh Badan Pengelola Pusat Data Asuransi Nasional (BPPDAN) sejak 1993.

Namun, dia menilai pada 2020, ketika Masyarakat Ekonomi Asean akan diberlakukan untuk pasar asuransi, tidak aka nada lagi patokan tariff di pasar, sebab pelaku dari luar negeri dapat menyerap pasar di dalam negeri.

“Ketika itu, asuransi harus punya kemampuan atau wisdom menentukan pricing. Kalau tidak [asuransi] out,” ungkapnya dikutip Bisnis.com, Kamis (19/4/2018).

Oleh karena itu, Frans mengatakan BPPDAN, yang berada di bawah Indonesia Re, akan terus mendorong kesadaran perusahaan asuransi sehingga mampu mempersiapkan diri. Kemampuan dalam menentukan tarif itu, jelasnya, hanya bisa dicapai bila asuransi memiliki data komprehensif mengenai perkembangan industri.

Data itu, jelasnya, lebih lanjut harus dapat diterjemahkan oleh asuransi untuk melihat kecenderungan pasar dan kemudian menentukan rencana kerja.

“2020 nanti kita mesti terbuka sehingga bukan lagi bersaing antar sesame asuransi dalam negeri, tetapi dengan pelaku luar. Bila tidak mampu, asuransi out, dengan begitu reasuransi juga out.”

Frans mengingatkan bila tidak berbenah, nantinya pelaku asuransi dalam negeri hanya akan menjadi penonton di negeri sendiri saat memasuki era pasar terbuka.

Saat ini, jelasnya, BPPDAN terus mengelola data dan memberikan laporannya kepada industri secara berkala. Ke depan, setiap perusahaan asuransi diharapkan dapat mengembangkan data secara mandiri.

“Itu lah kenapa kami mendorong pengembangan kapabilitas dalam memanfaatkan data base untuk kepentingan nasional.”

sumber: bisnis 


Rabu, 18 April 2018

Tahun Lalu Bisnis Asuransi Energi Susut 10%



Lini bisnis asuransi energi di tahun 2017 lesu. Dibanding tahun 2016, premi yang didapat pelaku usaha dari lini bisnis ini mengalami penurunan.

Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat, sepanjang tahun 2017, premi yang didapat perusahaan asuransi umum di lini bisnis ini sebesar Rp 1,63 triliun. Jumlah ini lebih rendah 10,4% dari realisasi di tahun sebelumnya.

Menurut Direktur Eksekutif AAUI Dody AS Dalimunthe, perkembangan lini bisnis ini dipengaruhi sejumlah faktor. Di antaranya adalah pergerakan harga sejumlah komoditas energi global, seperti minyak.

Nah dalam beberapa tahun ke belakang, harga minyak global dinilai masih berada dalam posisi yang cukup rendah. Hal ini berdampak pada minimnya ekspansi dan eksplorasi yang dilakukan oleh pengusaha migas.

"Sehingga premi yang didapat pun tidak banyak," katanya belum lama ini.

Dody menilai, tren turunnya bisnis dari lini usaha asuransi energi memang merupakan hal yang lumrah terjadi. Terlebih, pergerakan harga minyak merupakan faktor eksternal yang tak bisa dihindari oleh pelaku usaha asuransi.

Karena itu, ia menilai lini bisnis ini menjadi salah satu dari sejumlah usaha yang risikonya bakal makin disaring secara efektif oleh para pelaku usaha.

sumber: Kontan

Senin, 16 April 2018

Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak Ditargetkan Beroperasi 2019


PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)/IPC menargetkan pembangunan tahap pertama Terminal Kijing di Mempawah, Kalimantan Barat, selesai dan beroperasi mulai kuartal ketiga 2019. 

Terminal baru pendukung Pelabuhan Pontianak itu akan terus dikembangkan secara bertahap hingga 100 tahun ke depan menjadi pelabuhan berkelas internasional terbesar di Kalimantan. 

Pencanangan pembangunan proyek yang berlokasi di Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah, Kalbar, ini dilakukan pada Rabu (11/4/2018). 

Acara dihadiri oleh Direktur Utama IPC, Elvyn G Masassya, Komisaris Utama IPC Tumpak H Panggabean, jajaran komisaris dan direksi, serta pajabat daerah di Kalbar. 

Dalam kata sambutannya, Elvyn mengungkapkan Terminal Kijing akan mampu melayani kapal-kapal besar karrena memiliki draft -15mLWs aehingga memaksimalkan potensi sumber daya alam Kalimantan, khususnya Kalbar.

“Sebagai salah satu proyek strategis nasional, Terminal Kijing  akan memperkuat konektivitas antarpulau, sekaligus mendekatkan cita-cita Indonesia menjadi poros maritim dunia,” katanya. 

Elvyn juga optimistis Terminal Kijing akan mendorong pertumbuhan arus barang, dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi serta pengembangan industri perkebunan dan pertambangan di Kalimantan. 

"Terminal Kijing akan dikembangkan sebagai pelabuhan laut dalam yang mampu mengakomodir potensi hinterland dan kapal berukuran besar," ujarnya.

Pada pembangunan tahap pertama, IPC akan membangun empat terminal, yakni terminal multipurpose, terminal curah cair, terminal peti kemas, dan terminal curah kering. 

Kapasitas terminal peti kemas diproyeksi mencapai 1 juta TEUs, sedangkan untuk curah cair dan curah kering masing-masing 8,3 juta ton dan 15 juta ton, serta untuk kapasitas terminal multipurpose, pada tahap pertama diproyeksikan mencapai 500.000 ton per tahun. 

Selain itu, akan dibangun lapangan penumpukan, gudang, tank farm, silo, jalan, lapangan parkir, kantor pelabuhan, kantor instansi, jembatan timbang, serta fasilitas penunjang lainnya. 

Luas dermaga yang dibangun pada tahap awal ini yaitu 15 hektar untuk dermaga curah kering, 7 hektar untuk dermaga multipurpose, 9,4 hektar untuk dermaga petikemas, dan 16,5 hektar untuk dermaga curah cair. 

Terintegrasi KEK

Nantinya, menurut Elvyn, pengembangan Terminal Kijing akan terintegrasi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), sehingga dapat menjadi pusat industri pengolahan bahan baku baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor. 

“Hal ini diharapkan mempercepat pertumbuhan ekonomi, khususnya di Kalimantan Barat,” jelasnya. 

Elvyn mengatakan, saat ini proses pembebasan lahan akan memasuki penyelesaian tahap dua, yang di dalamnya juga terdapat beberapa asset pemerintah yang siap direlokasi. 

Pada tahap konstruksi atau tahap awal, pembangunan proyek ini akan menyerap banyak tenaga kerja. Selanjutnya, jika sudah beroperasi, Terminal Kijing akan dapat menyerap lebih banyak lagi pekerja. 

Dalam kesempatan itu, Elvyn memaparkan pencapaian IPC tahun 2017, di mana perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar 10,9 triliun rupiah, yang merupakan pendapatan tertinggi selama 25 tahun usia perseroan.

Tahun 2017 juga menjadi tonggak penting dalam sejarah kepelabuhanan di Indonesia, karena untuk pertama kalinya setelah 160 tahun beroperasi, Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dapat melayani kapal container berkapasitas 10.000 TEUs. 

“Ini adalah kapal terbesar yang pernah berlabuh di Indonesia. Kapal besar ini melayani rute direct call Java-America Express (JAX), yang berlayar rutin setiap minggu dari Tanjung Priok ke Los Angeles & Oakland, Amerika Serikat,” jelas Elvyn.

Di sela-sela acara tersebut, IPC menyerahkan dana beasiswa untuk pelajar SD di sekitar lokasi proyek Terminal Kijing, serta bantuan sembako untuk warga sekitar. 

sumber: translogtoday

Minggu, 01 April 2018

Waskita Karya: Semua Kerugian Di-Cover Asuransi


PT Waskita Karya Tbk (WSKT) belum mengetahui berapa total kerugian akibat konstruksi ambruk di sejumlah proyek layang (elevated). Hanya saja, BUMN konstruksi ini mengungkapkan bahwa proyeknya telah di cover asuransi.

Direktur Operasi II Waskita Karya Nyoman Wirya Adnyana mengatakan, kerugian tersebut masih dihitung karena masih dalam proses investigasi.

"Tapi yang jelas tadi kan saya sudah sampaikan bahwa itu termasuk cover dangan CAR asuransi," tuturnya, di Kemenkominfo, Jakarta, Kamis (22/2/2018).

Dia melanjutkan, berapa nilai ataupun range kerugian tergantung pihak asuransi yang menghitung. Pasalnya, sejak awal proyek dikerjakan Waskita Karya langsung mengasuransikan seluruhnya.

"Kita asuransikan total, nah itu dia akan liat berapa sih yang kejadiannya kemarin insiden itu apakah Rp10 atau Rp20 akan dicek," tuturnya.

Menurut Nyoman, asuransi masuk ke dalam bagian Tim Evaluasi Proyek Elevated. Artinya, evaluasi bisa selesai kurang lebih dalam waktu dua minggu. "Kita kerjasamanya ada sama Jasa Raharja dan perusahaan-perusahaan BUMN. Kalau satu paket satu perusahaan," ujarnya.

Saat ini, evaluasi sedang dilakukan dengan menunjuk Tim Evaluasi Proyek Layang yang dipimpin Budi Harto selaku Direktur Utama Adhi Karya. Sejauh ini, baru satu proyek layang yang diizinkan untuk kembali dikerjakan yakni Jembatal Holtekamp, Papua.

Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pun tidak mau berspekulasi, jika seandainya ada lagi kecelakaan konstruksi proyek layang, pasca evaluasi. Malahan pemerintah belum mau memikirkan apa yang dilakukan jika kejadian serupa terjadi.

Tercatat kurang lebih ada 14 kecelakaan konstruksi yang terjadi dalam kurun waktu 2 tahun terkahir. Dari 14 kasus tersebut, 6 diantaranya merupakan proyek konstruksi yang digarap oleh Waskita Karya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun meminta seluruh proyek layang (elevated) yang tengah dikerjakan dihentikan sementara. Hal tersebut berimbas pada penghentian sementara proyek besar di bawah Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Presiden menegaskan, penghentian proyek elevated tersebut, tidak hanya pada infrastruktur jalan tol, tetapi menyeluruh termasuk light rail transit (LRT) dan fly over di seluruh Indonesia. Jokowi juga meminta agar seluruh proyek pembangunan yang dilakukan pemerintah diawasi ketat secara rutin.

sumber: okezone