Senin, 13 Agustus 2018

Komoditas Berhasil Mengungkit Asuransi Alat Berat


Sektor komoditas mulai bergairah sejak akhir tahun lalu membawa berkah bagi asuransi kendaraan alat berat. Ini sejalan dengan pertumbuhan pembiayaan di sektor alat berat.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe mengatakan, pertumbuhan pembiayaan kendaraan alat berat turut menaikkan permintaan asuransi juga. Sebab, agunan kendaraan pasti akan diasuransikan oleh pelaku multifinance.

Selama ini, asuransi alat berat berada di lini bisnis kendaraan bermotor dan rekayasa. Secara total AAUI memprediksikan, premi asuransi umum tumbuh 10%. Di semester II-2018 Dody yakin, premi asuransi di segmen ini masih akan naik.

MNC Insurance Indonesia misalnya, hingga semester I 2018 mencatat premi Rp 392 miliar. Dari angka itu, kontribusi premi asuransi alat berat sekitar Rp 13,1 miliar, setara dengan 3,4%.

Namun, dibandingkan Juni 2017 pertumbuhan asuransi alat berat naik 29%. "Pertumbuhannya masih seirama. Di semester I-2018 sudah 29%. Untuk target total setahun diproyeksi 20%," ujar Direktur Utama MNC Insurance Sylvy Setiawan akhir pekan lalu.

Adapun, segmen korporasi bisnis asuransi alat berat ini bersumber dari pemasaran broker. Segmen ritel dari keagenan dan multifinance.

PT Asuransi Wahana Tata (Aswata) pun menyebut premi asuransi alat berat di semester II akan lebih baik dibandingkan semester I tahun ini. Direktur Utama Aswata Christian Wanandi menjelaskan, katalis yang akan mendukung bisnis ini adalah proyek infrastruktur sedang berjalan serta sektor komoditas terus menggeliat.

Hingga Juni 2018, premi Aswata sebesar Rp 830 miliar kontribusi asuransi alat berat masih di bawah 5%. Pun demikian pertumbuhan lini bisnis ini masih sekitar 5% secara year on year (yoy).

Aswata terbilang, selektif dalam memasarkan bisnis asuransi alat berat. Hal ini lantaran dari sisi klaim risikonya terbilang besar. Dus, Aswata tentu memilah bisnis risikonya tidak terlalu tinggi. "Semester II, kami melihatnya masih positif. Dari total premi proyeksi tumbuh 20%," kata Christian, Jumat (10/8).

Apalagi Christian bilang, pertumbuhan bisnis di Kalimantan, Sulawesi dan Jawa menunjukkan permintaan alat berat luar biasa. Tentunya hal ini juga berdampak baik bagi pelaku asuransi umum.

sumber: kontan

0 komentar:

Posting Komentar