Rabu, 15 Agustus 2018

Kian Prospektif, Pasar Industri Alat Berat Temui Titik Cerah


Kementerian Perindustrian mengapresiasi kepada PT United Tractors Pandu Engineering (UTPE) atau lebih dikenal melalui brand-nya PATRIA, yang merupakan salah satu anak perusahaan PT United Tractors Tbk.

Perusahaan ini berdiri sejak 8 Februari 1983, dengan fokus usahanya di bidang permesinan dan manufaktur untuk sektor industri alat berat, maritim, dan energi.

Hal tersebut disampaikan Menteri Perindustrian, Airlangga Hartato dalam keterangan persnya ketika mengunjungi pabrik PT United Tractor Pandu Engineering di Cikarang Utara, Bekasi, Kamis (5/7).

Kami berharap pelaku industri alat berat dapat memanfaatkan dengan menguatnya harga komoditas untuk memacu produksinya,ujar dia.

Airlangga menambahkan, industri alat berat berperan penting mendukung kegiatan usaha lain, seperti di sektor pertambangan, pengolahan lahan hutan, pembangunan infrastruktur, serta perkebunan dan pertanian. Hal ini mendukung akselerasi program pemerintah dalam menerapkan kebijakan hilirisasi.

Kebijakan tersebut sebagai langkah untuk meningkatkan ketersediaan bahan baku yang dibutuhkan untuk mengembangkan produk-produk industri lanjutan, paparnya.

Sementara itu, Presiden Direktur UTPE Hilman Risan menjelaskan pihaknya fokus di bidang permesinan dan manufaktur untuk sektor industri alat berat, maritim, dan energi.

Dari penjualan produk, serta konsolidasi dengan anak-anak usahanya, UTPE memproyeksikan penjualan pada 2018 senilai Rp2,2 triliun. Sebesar 67% ditargetkan dari sektor industri alat berat dan sisanya industri maritime, ujarnya.

Hilman menjelaskan selain memenuhi kebutuhan pasar domestik, produk UTPE juga telah diekspor ke berbagai negara seperti Rusia, India, Amerika Serikat, Prancis, Australia, dan kawasan Asia Tenggara.

Perseroan juga tengah menyesuaikan diri terhadap perkembangan teknologi industri 4.0, dengan mentransformasi UTPE melalui intelligent plant dashboard. Upaya ini menjadikan rangkaian aktivitas dan value UTPE semakin terkoneksi satu sama lain dengan baik sehingga proses produksi pun lebih baik.

Merujuk data Himpunan Alat Berat Indonesia (Hinabi), dalam 2 tahun terakhir terdapat kenaikan produksi alat berat. Pada 2016 produksi mencapai 3.678 unit dan 2017 menjadi 5.609 unit. Sementara itu, produksi di kuartal I/2018 tercatat 1.684 unit.

Produksi alat berat sepanjang kuartal pertama tahun ini, naik 46,05% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Produksi ini didominasi untuk memenuhi kebutuhan sektor konstruksi dan pertambangan.

Adapun alat berat jenis hydraulic excavator menjadi kontributor tertinggi dari total produksi di kuartal I/2018 yang mencapai 1.534 unit atau 91,09%, diikuti bulldozer 89 unit, dump truck 60 unit, dan motor grader 1 unit. Sepanjang tahun ini, produksi alat berat ditargetkan Hinabi bisa menembus 7.000 unit.

sumber: industry

0 komentar:

Posting Komentar