Selasa, 01 September 2020

Meski Pandemi, Aset Industri Asuransi Umum Naik 7,65% di semester I 2020



Meski ada pandemi Covid-19, industri asuransi umum mencatatkan kenaikan jumlah aset selama enam bulan tahun ini. Kenaikan itu ditopang pertumbuhan aset investasi dan bukan investasi.


Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sampai Juni 2020 nilai aset industri asuransi umum Rp 163,05 triliun atau naik 7,65% dibandingkan realisasi tahun lalu Rp 151,45 triliun. Dari situ, aset investasi dan bukan investasi masing - masing tumbuh 3,11% yoy dan 12,06% yoy.


Kenaikan itu, juga dialami pemain asuransi. PT Asuransi Wahana Tata (Aswata) mempunyai aset senilai Rp 4,01 triliun hingga Juni 2020. Nilai itu naik 10,77% dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu yakni Rp 3,62 triliun.


Presiden Direktur Aswata Christian Wanandi bilang, kenaikan tersebut didorong kenaikan aset reasuransi menjadi Rp 1,65 triliun. Pada Juni 2019 lalu, aset reasuransi Aswata masih di posisi Rp 1,34 triliun.


"Adanya kenaikan klaim dan bisnis properti juga naik sehingga porsi reasuransi juga ikut naik," kata Christian kepada Kontan.co.id, Rabu (19/8).


Dengan realisasi itu, ia optimistis nilai aset perusahaan kembali naik. Sebab, proyeksi itu didorong oleh bisnis asuransi properti dan engineering yang bakal menanjak ke depan.


Aset PT Asuransi Bintang Tbk juga terkerek. Hingga Juni 2020, aset perusahaan naik 3,62% yoy menjadi Rp 888,62 miliar. Direktur Utama Asuransi Bintang HSM Widodo bilang pihaknya akan terus mengontrol aspek solvabilitas dan akseptasi agar aset tetap terjaga.


"Lebih jauh lagi kerja dari rumah (WFH) juga meningkatkan kualitas collection yang  terlihat dari penurunan outstanding premi walaupun masih terjadi peningkatan produksi," terangnya.


Dengan Combined operating ratio (COR) dan cashflow management yang positif, maka aset investasi juga bisa naik. Sejauh ini, kontrol ketat terhadap penjualan masih menorehkan pertumbuhan 17,6% ytd pada Juli lalu.


"Dan jika digabung dengan collection yang meningkat semuanya akan end up di kenaikan aset investasi untuk mengimbangi kenaikan liabilitas dari sisi cadangan premi," ungkapnya.


Ia menyebut, investasi perusahaan sangat sedikit di saham. Kebanyakan pada instrumen deposito dan surat berharga negara (SBN) yang diperkenankan melalui  metode basis akrual. Sehingga perusahaan tidak ada eksposur ke market volatil.


"Untuk target investasi kita tidak push untuk high risk-high return. Prioritas ada pada keamanan investasi. Low risk semua, dan diawasi oleh komite investasi," tutupnya.


sumber: kontan 

0 komentar:

Posting Komentar