Kamis, 17 Januari 2019

Pertumbuhan Pembiayaan Alat Berat Masih Belum Kencang


Pertumbuhan pembiayaan di segmen alat berat masih belum terlalu kencang. Hal ini berdasarakan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terakhir pada November 2018. 

Hingga periode tersebut pembiayaan multifinance ke alat berat tercatat sebesar Rp 29,3 triliun atau naik 22% secara year on year (yoy).

Meskipun naik dua digit, namun pertumbuhan pembiayaan multifinance ke segmen ini lebih rendah dibanding periode yang sama di 2017 yakni setinggi 32% yoy. Sebagai gambaran saat ini porsi pembiayaan ke alat berat hanya 7% dari total pembiayaan multifinance.

Masih belum kencangnya pembiayaan alat berat ini adalah imbas dari harga dua komoditas utama Indonesia yaitu batubara dan minyak sawit yang menunjukan tren penurunan.

Kemarin, harga CPO misalnya tercatat sebesar MYR 2.092 per ton. Angka ini turun cukup dalam jika dibandingkan awal 2017 lalu yang sempat mencapai 3.263 per ton.

Nasib harga komoditas batubara juga relatif sama. Pada akhir 2018 lalu, harga batubara tercatat US$ 98,6 per metrik ton. Angka ini turun dibandingkan Juli 2018 lalu mencapai US$ 115 per metrik ton.

Penurunan harga komoditas ini secara tidak langsung akan mempengaruhi pertumbuhan pembiayaan alat berat yang selama ini digunakan di industri tambang dan komoditas perkebunan.

Suwandi Wiratno, Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) memproyeksi pada 2019 ini, pembiayaan alat berat akan relatif sama dengan 2018 lalu. “Ada beberapa faktor diantaranya adalah penundaan investasi, harga komoditas turun di akhir tahun sehingga perusahaan multifinance nggak jor-joran memberikan pembiayaan ke sektor ini,” kata Suwandi kepada kontan.co.id, Selasa (8/1).

Tahun pemilu juga menjadi salah satu faktor masih lesunya pembiayaan alat berat. Hal ini karena pengusaha masih wait and see terhadap kondisi ekonomi.

Meskipun pada tahun ini diproyeksi pertumbuhannya akan flat, namun Bambang Budiawan Kepala Pengawasan IKNB Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan ke depan prospek pembiayaan alat berat masih cukup prospektif.

sumber:  kontan 

0 komentar:

Posting Komentar