Kamis, 10 Januari 2019

Naik 8 Persen, Premi Asuransi Umum Kuartal III Capai Rp47,9 T


 Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat premi bruto sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini sebesar Rp47,9 triliun, atau naik 8,3 persen dari periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp44,2 triliun.

Wakil Ketua AAUI Trinita Situmean menyebutkan asuransi kendaraan bermotor dan harta benda masih menyumbang premi terbesar dari sisi nominal, yakni masing-masing Rp13,76 triliun dan Rp12,19 triliun.

"Asuransi kendaraan bermotor naik 10,5 persen didukung dengan penjualan kendaraan bermotor yang naik pada kuartal III dan naiknya kredit kepemilikan kendaraan bermotor," ujar Trinita, Kamis (22/11).

Ia menjabarkan penjualan roda dua pada kuartal III 2018 naik 8,8 persen, penjualan roda empat naik 6,68 persen, dan kredit naik 11,72 persen bila dibandingkan dengan kuartal III tahun lalu.

Namun, jumlah premi harta benda sebenarnya turun 6,4 persen dari posisi kuartal III 2017 yang mencapai Rp13,03 triliun. Ini lantaran perlambatan penjualan properti pada kuartal III 2018.

Dari sisi persentase, lini asuransi satelit dan tanggung gugat mengalami pertumbuhan premi bruto paling tinggi. Secara rinci, premi lini satelit naik 62,7 persen menjadi Rp13,6 miliar dan tanggung gugat tumbuh 41,8 persen menjadi Rp1,93 triliun.

"Pertumbuhan positif tanggung gugat ini karena pengembangan produk tanggung gugat objek wisata, itu juga didorong oleh produk professional liability," papar Trinita.

Terkait klaim, Trinita mengungkapkan sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini pembayaran klaim meningkat tipis 1,5 persen. Alhasil, pembayaran klaim yang disalurkan perusahaan asuransi umum menjadi Rp20,1 triliun dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp19,8 triliun.

Menurutnya, kenaikan jumlah pembayaran klaim ini terjadi pada mayoritas lini usaha, khususnya penjaminan dan kredit asuransi yang masing-masing melejit sampai 92,3 persen dan 45,6 persen.

Jumlah klaim penjaminan per kuartal III 2018 tercatat sebesar Rp411,5 miliar dan kredit asuransi sebesar Rp2,76 triliun. Bila dilihat dari nominalnya, klaim dari lini usaha kendaraan bermotor menempati posisi nomor satu, yakni mencapai Rp5,68 triliun.

"Lalu kontribusi harta benda juga tinggi Rp4,04 triliun, kemudian juga ada kredit infrastruktur RP2,76 triliun," jelas Trinita. 

sumber:  cnnindonesia

0 komentar:

Posting Komentar