Asuransi Mobil Otomate

Paket asuransi Mobil terlengkap dari ACA asuransi yang menyediakan mobil pengganti.

Asuransi Pengangkutan (Marine Cargo)

Asuransi pengangkutan ACA menawarkan proteksi lengkap terhadap risiko-risiko yang mengancam barang Anda yang diangkut baik melalui darat, laut, maupun udara..

Senin, 28 Oktober 2019

Tingkat Kecelakaan Menurun, Bisnis Asuransi Kendaraan Bermotor Masih Berpeluang


Tingginya jumlah kecelakaan dinilai masih menjadi peluang bagi bisnis asuransi kendaraan bermotor, meskipun terdapat penurunan tingkat kecelakaan dan penjualan kendaraan tersebut.

Chief Marketing Officer Retail Business PT Asuransi Astra Buana Gunawan Salim menjelaskan bahwa terdapat penurunan angka kecelakaan pada tahun ini dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut dinilai turut berpengaruh pada bisnis proteksi kendaraan bermotor.

Menurut dia, premi yang didapat dari asuransi kecelakaan saat ini sebesar 47 persen, menurun dari tahun-tahun sebelumnya yang berkisar 50 persen–55 persen. Hal tersebut menyebabkan berkurangnya jumlah kendaraan yang disalurkan ke diler untuk diperbaiki.

“Soalnya, penurunan hanya 3 persen, artinya angka kecelakaan tetap tinggi," ujar Gunawan dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Jumat (18/10/2019).

Dia menjelaskan bahwa kondisi tersebut, bersama dengan lesunya penjualan otomotif nasional berimbas pada menurunnya kinerja industri asuransi umum. Hal tersebut karena asuransi kendaraan bermotor merupakan salah satu kontributor terbesar bagi industri asuransi umum.

Menurut Gunawan, pasar otomotif mencatatkan penurunan sekitar 11 persen. Hal tersebut berimbas pada menurunnya perolehan premi Asuransi Astra, meskipun penurunan tidak sebesar penurunan kinerja pasar otomotif.

"Penurunan hanya 6 persen–8 persen persen,” ujar dia.

Gunawan pun menjelaskan bahwa penurunan yang tidak terlalu signifikan bagi Asuransi Astra disebabkan karena pihaknya terus berupaya meningkatkan renewal, atau kesinambungan polis. Artinya, pendekatan ke konsumen setia semakin dipergencar.

“Makanya perolehan premi kami tidak jelek-jelek amat. Apalagi, selama lima tahun belakangan, kinerja Asuransi Astra bagus, bahan [kendaraan] ke bengkel banyak,” ujar Gunawan.

Merujuk pada data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), premi bruto asuransi kendaraan bermotor pada Q1/2019 turun 1,1 persen menjadi Rp4,74 triliun. Penurunan tersebut membawa pengaruh bagi kinerja asuransi secara umum karena asuransi kendaraan bermotor menyumbang porsi hingga 24 persen dari total premi.

sumber: bisnis

Jumat, 25 Oktober 2019

Memimpikan Asuransi Jadi Gaya Hidup



Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia (DAI) Dadang Sukresna bermimpi asuransi menjadi gaya hidup. Dia mengibaratkan asuransi sebagai ban serep yang tetap dibawa ke mana-mana meskipun mobil dalam keadaan baik-baik saja.

“Jadi orang itu bukan menganggap asuransi sebagai expenses , tetapi memang dia itu ada benefit,” ujarnya kepada Bisnis.

Dia juga memberikan contoh bahwa di beberapa negara, misalnya China, pertanggungan tidak hanya digencarkan oleh perusahaan asuransi, tetapi juga oleh komunitas karena sudah menjadi life style. Milenial menjadi penggerak utama dengan prinsip gotong-royong.

“Misalnya komunitas games atau komunitas nonton bioskop. Mereka kumpulkan uang, nanti kalau ada apa-apa, ini dipakai. Mereka akan menentukan si ini dikasih apa enggak. Kalau ada sisa, ya sudah dikembalikan ke masing-masing. Itu sudah mulai dan di Indonesia sepertinya juga akan muncul seperti itu,” jelas Dadang.

Dadang mengingatkan agar kemungkinan itu diantisipasi. Bagaimanapun, ujarnya, asuransi adalah bisnis sehingga membutuhkan regulasi. Lagi pula, jasa keuangan adalah highly regulated industri sehingga jika tidak diatur, akan berdampak terhadap masyarakat. DAI berharap regulator dapat mengantisipasi kemungkinan itu.

"Jadi, regulator pun juga berpikir milenial, bukan kolonial, konvensional, konservatif, karena regulasi harus inovatif juga,” ujarnya.

Dadang memaparkan struktur pasar asuransi nasional yang masih didominasi oleh korporasi. Pangsa pasar perorangan masih kecil. Namun untuk korporasi, hampir 100% perusahaan sudah diasuransikan sebagai bagian dari mitigasi risiko.

Di antara korporasi dan perorangan, lanjut Dadang, terdapat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang hingga kini penetrasi ke sektor itu masih rendah.

“Masih rendahnya mungkin bukan karena usaha kami yang kurang. Mungkin kami usahanya sudah maksimum, cuma mereka menganggap bahwa itu belum menjadi kebutuhan mereka. Toh mereka bilang, ya usaha saya kecil-kecil begini ngga masalah," ungkapnya.

Namun, sambung Dadang, gempa di Palu, Sulawesi Tengah, mengentak kesadaran UMKM. Ketika fisik usaha lenyap dari muka bumi, mereka masyarakat kehilangan segalanya. Saat itu menjadi titik balik kesadaran akan pentingnya asuransi untuk melindungi usaha.

sumber: bisnis 

Senin, 21 Oktober 2019

KETUA UMUM DEWAN ASURANSI INDONESIA DADANG SUKRESNA : "Masalah Kita di Regulasi"


Isu penetrasi yang rendah masih menjadi perhatian pemain industri asuransi di Indonesia. Hingga kini, kepemilikan polis sulit menembus 5 persen dari populasi. Untuk memanfaatkan momentum Hari Asuransi Ke-14 pada Jumat (18/10/2019), dan memperdalam penetrasi asuransi di Tanah Air, Bisnis.com mewawancarai Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia (DAI) Dadang Sukresna. Berikut petikannya.

Penetrasi asuransi yang rendah selalu menjadi isu setiap tahun. Apa tantangannya saat ini?

Di industri asuransi, penetrasi kita itu masih sangat kecil. Perusahaan anggota kami, sebanyak-banyak cabang pun, usaha semaksimum pun, sepertinya peningkatan penetrasi asuransi masih kecil. Satu-satunya kegiatan yang kami lihat akan berdampak cepat pada masyarakat adalah melalui media.

Ini saya hanya bermimpi, mungkin suatu saat kalau kami ada kolom khusus asuransi, mungkin akan memberikan manfaat kepada masyarakat luas. Cuma problemnya, kaum milenial kebiasaannya banyak melihat gadget.

Bagaimana caranya kami bisa membangun kerja sama supaya kami bisa saling memberi informasi lewat gadget atau social media. Terus terang anggota kami di industri asuransi sudah berusaha menjual produk-produknya lewat gadget.

Bagaimana kondisi perusahaan asuransi dalam mengadopsi teknologi?

Kalau saya bagi, industri asuransi khususnya di industri 4.0, ada perusahaan konvensional yang sudah membuka jalur distribusinya melalui social media atau gadget. Namun, ada pula perusahaan asuransi yang full, mulai dari pendiriannya sampai usahanya, melalui digital. Itu yang disebut insurtech.

Kalau kami bagi tiga, yang insurtech baru berkembang. Yang konvensional masuk ke digital juga baru berkembang. Mungkin konvensionalnya sudah cukup lama. Yang pure konvensionalnya memang cukup lama, tetapi untuk menjual atau memperkenalkan produk asuransinya, tetap saja enggak kena ke kaum milenial.

Apa tantangan lain untuk mendongkrak penetrasi asuransi di masyarakat?

Salah satu yang menjadi problem juga adalah masalah persaingan usaha. Misalkan ada satu perusahaan asuransi yang menggelar kegiatan yang berpotensi meningkatkan penetrasi asuransi di Tanah Air, tetapi dia tidak memberitahukan kepada asosiasi asuransi.

Karena melihat pengurus asosiasi asuransi notabene juga pelaku usaha asuransi dari perusahaan masing-masing, karena dikhawatirkan akan memanfaatkan hal yang sama. Sementara itu, mereka berharap usaha atau kerja sama dia itu tidak ingin ada yang mengganggu. Itu kami maklumi.

Ini menjadi satu PR kami, kalau kami melihat asosiasi asuransi di negara-negara tetangga, sebagian besar pengurusnya, atau bahkan seluruh pengurusnya adalah profesional dan tidak terikat dengan perusahaan asuransi manapun sehingga bisa dinyatakan netralitasnya.

Saat ini, kami sudah sepakat bahwa kami profesional dan netral, tidak mungkin memanfaatkan untuk perusahaan kami masing-masing sebuah kegiatan di asosiasi. Namun, persepsi orang atau anggota bahwa netralitas dipertanyakan, itu pasti tetap ada.

Nah, ini sedang kami coba rancang bangun bersama-sama dengan sekretariat, bersama dengan senior di asuransi. Kami sudah menyatakan bahwa bagaimana caranya supaya asosiasi ini pengurusnya selama 24 jam pekerjaannya hanya untuk asosiasi, tidak lagi diganggu pekerjaan perusahaan, tidak lagi diganggu dengan target-target perusahaan.

Apa yang akan atau sudah dilakukan DAI untuk merespon tantangan ini?

Kami punya tugas. Bukan hanya menjual, melainkan juga mengedukasi masyarakat. Tujuannya adalah memperkenalkan kenapa asuransi penting. Orang Indonesia kadang butuh enggak butuh. Kalau saya menjelaskan, sama seperti kita punya mobil dan ban serep. Kalau enggak ada apa-apa, boro-boro ban serep kita pikirin. Kalau kempes di jalan, enggak ada ban serep, itu namanya menderita bener.

Jadi, bagaimana caranya kami melakukan kerja sama ini supaya tujuan utama kami ke depan menyebarluaskan manfaat asuransi dan informasi kegiatan anggota kami.

Satu hal yang kami sedang bicarakan adalah asosiasi. Kalau asosiasi ada kegiatan, sebagian besar disampaikan kepada kawan-kawan media. Namun, kalau kawan-kawan anggota yang melakukan kegiatan, ada memang yang diumumkan ke kawan media, tetapi sebagian besar tidak, apapun itu kegiatannya.

Sebagian besar kawan-kawan yang tidak dekat dengan media, kami ingin merangkul, apapun kegiatannya yang terkait masyarakat luas, kami ingin diberi informasi supaya kami bisa mengundang kawan-kawan media juga. Mudah-mudahan ini menjadi suatu tantangan bersama supaya kegiatan ini bisa berjalan, terutama di daerah.

sumber: Bisnis Indonesia

Rabu, 16 Oktober 2019

Mobil Kena Amuk Massa, Bisakah Melakukan Klaim Asuransi?


Pekan-pekan akhir ini, kondisi lalu lintas jalan protokol di Jakarta mengalami kemacetan yang cukup parah. Kendaraan yang berada di sekitar kawasan berlangsungnya unjuk rasa berpotensi mengalami kerusakan akibat terkena lemparan batu atau benda keras lainnya.

Lalu muncul pertanyaan, dalam situasi seperti ini apakah asuransi menerima klaim kerusakan mobil akibat kerusuhan yang terjadi?

Ricky Martawijaya selaku Aftersales Business Divison Head Auto2000 mengatakan, klaim bakal diterima bergantung kepada klausul yang tertera pada asuransi yang diikuti.

Menurutnya,perbaikan bisa ditanggung jika ada klausul Strike, Riots, Civil Commontion, Malicious Damage, Terrorism & Sabotage (SRCCMDTS).

"Cek klausul yang tertera dalam asuransi yang diikuti. Kondisi ini kami sebut sebagai perluasan jaminan atau klausul risiko tambahan. Kita bisa beli di awal polis asuransi atau ditambahkan setelah polis ini berjalan," kata Ricky Martawijaya, di Jakarta.

Dijelaskan olehnya, ketika mobil rusak akibat aksi massa, pemilik harus memastikan bahwa terdapat klausul di atas dalam polis asuransi yang diikuti.

Jika kondisi mobil sudah tidak bisa jalan akibat aksi massa, pemilik bisa saja meminta bantuan mobil derek dari asuransi untuk membawa mobil itu ke bengkel body and paint rujukan terdekat.

"Kalau masih jalan, bisa langsung membawa mobil itu ke bengkel Body & Paint Auto2000 terdekat atau ke bengkel perbaikan umum (general repair) yang terdapat layanan Toyota Body Check Advisor (TBCA)," tambah Ricky Martawijaya.

Lebih lanjut, Ricky Martawijaya menambahkan, klausul hanya bisa dilakukan jika mobil masih dalam kondisi baik, bukan rusak setelah kejadian huru-hara.

Namun, jika polis yang dibeli tidak memiliki klausul ini, pemilik mobil bisa datang ke cabang body and paint terdekat untuk melakukan perbaikan tanpa asuransi. Perlengkapan perbaikan bodi milik Auto2000 sudah memiliki layanan memperbaiki sasis yang mempengaruhi struktur kendaraan secara keseluruhan.

"Semua didukung oleh sistem pengelasan paling modern yang apik dan tidak mengakibatkan perubahan struktur," tutupnya.

sumber: suaracom

Kamis, 10 Oktober 2019

Mau Membeli Polis Asuransi Properti, Perlu Cermati 3 Poin Ini



Pernahkah Anda berpikir untuk mengasuransikan properti termasuk hunian? Sebaiknya, mulai sekarang Anda mulai pikirkan untuk mengasuransikannya.

Agustina Fitria, Financial Planner OneShildt mengatakan setiap pemilik properti wajib memproteksi properti yang dimiliki dengan asuransi. Terutama properti yang digunakan untuk tempat bisnis misalnya ruko, perkantoran, dan gudang.  

Alasannya, agar si pemilik tidak sampai mengeluarkan biaya renovasi saat properti rusak akibat kebakaran.

Pandji Harsanto, Financial Planner sepakat dengan Fitria. "Karena biaya renovasi cukup mahal jadi lebih baik pemilik properti mengasuransikannya," kata Pandji.

Berbeda dengan asuransi lainnya, Fitri mengatakan premi asuransi properti jauh lebih terjangkau daripada asuransi kendaraan. Rata-rata nilai premi yang harus dibayarkan pemilik properti hanya 2/1000 dari harga bangunan.

Idealnya, pemilik mulai mengasuransikan properti pasca pembangunan selesai. Asal tahu saja, asuransi properti bersifat tahunan. Sehingga, saban tahunnya pemilik harus melakukan perpanjangan asuransi.

Selain itu, penyedia asuransi hanya memberikan uang pertanggungan untuk perbaikan bangunan tidak termasuk tanah.

Bagaimana Anda sudah berubah pikiran ? Sebelum mulai membeli asuransi properti sebaiknya Anda mulai mempersiapkan diri.

Sehingga, Anda tidak sampai salah pilih dan dirugikan oleh penerbit produk asuransi properti.

Pertama, Anda wajib mencari informasi mengenai produk asuransi properti. Sebaiknya, Anda mencari beberapa jenis tipe asuransi properti. Kemudian, Anda mulai bandingkan seluruh produk asuransi tersebut.

Sebaiknya, Anda memilih produk asuransi yang memberikan manfaat paling menguntungkan. Misalnya, pihak asuransi memberikan jaminan rumah pengganti sementara ketika hunian Anda dalam proses perbaikan.

Selain itu, Anda sebaiknya memilih asuransi properti yang menawarkan kemudahan proses klaim. Anda boleh loh ngobrol panjang dengan para agen asuransi untuk mendapatkan informasi detil.

Jangan lupa Anda harus mempelajari seluruh syarat dan ketentuan polis. Sehingga, Anda mengerti dengan seluruh rincian dalam produk asuransi yang dibeli.

Bila tidak ingin repot, Anda dapat menggunakan jasa broker untuk memberikan rekomendasi asuransi yang tepat.

Kedua, Anda sebaiknya membeli asuransi properti dari perusahaan yang sudah berpengalaman minimal 20 tahun. "Perusahaan tersebut sudah berpengalaman jadi Anda tidak perlu takut ditipu," kata Pandji.

Fitria mengatakan sebaiknya Anda memilih perusahaan penyedia asuransi yang memiliki track record bagus. Agar Anda tidak sampai dirugikan karena perusahaan gagal mencairkan dana pertanggungan.

Ketiga, Anda sebaiknya membeli asuransi properti sesuai dengan kebutuhan. Agar, nilai premi yang harus Anda bayarkan tidak sampai membengkak dari nilai premi standar.

Bila Anda tinggal di kawasan rawan gempa bumi, maka tambahkan poin pertanggungan kerusakan akibat gempa.

Asal tahu saja, umumnya pihak asuransi hanya menanggung kerusakan properti karena ledakan, kebakaran, dan kejatuhan pesawat.

sumber:  kontan 

Rabu, 09 Oktober 2019

Hari Asuransi Nasional : Penetrasi Masih jadi Isu Utama


Edukasi asuransi melalui media, khususnya di era digital, dinilai sebagai salah satu strategi jitu dalam meningkatkan penetrasi asuransi yang kerap sulit mencapai di atas 5%.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia (DAI) Dadang Sukresna saat melakukan kunjungan ke Wisma Bisnis Indonesia di Jakarta, Rabu (9/10/2019). Dia menyampaikan bahwa isu penetrasi asuransi terus menjadi perhatian pelaku industri.

Menurut Dadang, seluruh anggota DAI melalui asosiasi-asosiasinya masing-masing secara rutin melakukan edukasi mengenai asuransi. Namun, hal tersebut belum berhasil mendongkrak penetrasi asuransi untuk berada di atas 5%.

"Perusahaan-perusahaan asuransi anggota kami, sebanyak-banyaknya cabang pun, peningkatan penetrasi asuransi tetap kecil.
Satu-satunya kegiatan yang kami lihat akan berdampak cepat kepada masyarakat adalah melalui media," ujar Dadang.

Edukasi melalui media tersebut, menurut Dadang, penting agar masyarakat semakin menyadari manfaat asuransi. Dia menilai bahwa masyarakat telah mengetahui konsep asuransi tetapi belum seluruhnya tergerak untuk memiliki polis.

"Apa pentingnya asuransi? Saya menjelaskan sama seperti naik mobil itu perlu ban cadangan. Kalau tidak ada apa-apa tentu tidak pikirkan, tetapi kalau ada apa-apa baru itu dipikirkan," ujar Dadang.

Dia pun mendorong agar perusahaan-perusahaan asuransi di berbagai wilayah dapat mendorong publikasi kegiatannya melalui media. Hal tersebut agar masyarakat di setiap daerah dapat mengetahui aktivitas asuransi di sekitarnya. 

Selain itu, Dadang pun mendorong agar seluruh cabang perusahaan asuransi lebih gencar mendorong literasi masyarakat akan asuransi dan layanan keuangan. "Semua cabang kami harus melakukan literasi asuransi," ujarnya.

Dia menjelaskan bahwa Oktober ini merupakan bulan literasi keuangan nasional. Hal tersebut menjadi momentum penting bagi industri asuransi untuk terus mendorong penetrasi asuransi.

sumber: bisnis 

Rabu, 02 Oktober 2019

Penetrasi Asuransi Umum Masih Rendah, Ini Solusi Dari AAUI



 Asosiasi Asuransi Umum Indonesia menilai salah satu upaya dalam meningkatkan penetrasi asuransi umum dengan menggarap produk asuransi berbasis indeks atau asuransi parametrik. Lewat produk ini, pelaku asuransi umum dapat menggarap produk sesuai yang dibutuhkan nasabah.

Direktur Eksekutif AAUI Dody AS Dalimunthe bilang penetrasi asuransi di Indonesia terhadap pendapatan domestik bruto hanya 2,77%.

Bahkan khusus untuk asuransi umum, penetrasinya hanya 0,41%. Lanjut dia, artinya satu orang Indonesia hanya mampu membeli premi asuransi umum seharga Rp 230.000 per tahun.

“Artinya bila perusahaan asuransi umum menawarkan produk dengan harga di atas Rp 230.000 tidak ada yang mau beli. Selain itu, literasi juga masih kecil menyebabkan asuransi umum sulit menjual asuransi mikro dengan premi kecil lantaran proses klaim yang ribet. Oleh sebab itu, perlulah produk yang lebih sederhana yakni asuransi parametrik,” ujar Dody beberapa waktu lalu.

Dody bilang produk ini tidak mengganti kerugian murni, melainkan mengeluarkan pembayaran yang ditetapkan atas terjadinya peristiwa pemicu obyektif. Oleh sebab itu, pembayaran klaim ditentukan berdasarkan parameter atau indeks yang sudah ditentukan diawal. Namun parameter ini harus dikeluarkan oleh lembaga yang kredibel.

“Asuransi parametrik ini mampu menyesuaikan dengan kebutuhan nasabah. Produk ini memiliki administrasi yang sederhana, cepat dalam penilaian risiko, dan proses pembayaran klaim lebih cepat karena tidak perlu melakukan pengecekan langsung,” jelas Dody.

Dody mencontohkan untuk produk asuransi bencana gempa. Pada produk biasanya, ketika terjadi gempa dan ada kerusuhan pada rumah, maka harus dicek kebenaran terjadi gempa. Juga dilihat dampak kerusakan. Dody menilai inilah yang membuat proses klaim jadi lebih rumit.

Berbeda dengan asuransi parametrik, bila menggunakan parameter kekuatan gempa 6 skala richter. Maka BMKG merilis bahwa sudah terjadi gempa dengan kekuatan 6,1 skala richter maka perusahaan asuransi akan membayarkan klaim tanpa melihat kerusakan yang ada.  

sumber: kontan 

Selasa, 01 Oktober 2019

Pemilik Kendaraan Banyak yang Belum Tahu Manfaat Asuransi


Di Indonesia, masih banyak pengguna yang belum memprioritaskan asuransi untuk kendaraan mereka.

Kebanyakan dari mereka hanya memakai asuransi yang melekat pada leasing saat mencicil kendaraan.

Selepas itu, konsumen cenderung acuh dengan asuransi kendaraan.

Hal ini juga diungkapkan oleh seorang CEO Asuransi umum, Rudy Chen, menurutnya konsumen yang membeli asuransi tanpa leasing persentasenya masih kecil.

"Kalau di kami, sekitar 60 sampai 70 persen itu konsumen masih lewat leasing," kata Rudy saat ditemui GridOto.com beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut, Rudy mengaku tak mau pasrah dengan keadaan tersebut.

Pihaknya disebut-sebut sudah melakukan berbagai cara untuk meningkatkan jumlah konsumen yang membeli asuransi tanpa melalui leasing.

"Ada, kami kan selalu sharing dan edukasi ke konsumen, termasuk lewat aplikasi kami juga memberikan informasi," jelas Rudy.

Termasuk memberikan informasi selengkap mungkin lewat bermacam event, bahkan dalam kegiatan CSR.

Hal itu dianggap penting, karena konsumen masih banyak yang belum mengetahui keuntungan menggunakan asuransi.

"Orang kan harus tau dulu keuntungannya sebelum memutuskan untuk beli atau tidak," kata Rudy.

sumber: gridoto