Minggu, 10 Desember 2017

2017 Pertambangan Bergairah, Penjualan Alat Berat Naik 40 Persen Lebih


Perkembangan industri alat berat pada tahun ini menunjukan indicator yang positf. Hal ini tidak lepas dari perkembangan industri pertambangan di Indonesia. 

Chief Administration Officer PT Trakindo Utama Maria T Kurniawati mencatat ada pertumbuhan penjualan alat berat Trakindo 40-45 persen jika dilihat pada perkembangan tahun sebelumnya.

“Di triwulan kedua, penjualan alat berat Trakindo tumbuh sampai 40-45 persen. Itu seiring meningkatnya harga komoditas khususnya batu bara termasuk di Kalimantan Timur, ” bebernya memperkenalkan dozer Cartepillar Cat D9T terbaru di kantor Trakindo Jalan Pulau Balang KM 13, Soekarno Hatta Balikpapan Utara, belum lama ini. 

Menurutnya bisnis pertambanganyang terus tumbuh ini, disambut positif dengan menghadirkan dozer generasi baru Cat D9T yang diharapkan mampu mendukung industry pertambangan. “Ini juga sebagai salah satu upaya kami mengakomodir kebutuhan pelanggan akan alat-alat berat berserta solusi caterpillar,” tandasnya.

Branch Manager Balikpapan PT Trakindo Utama Andi Mauraga juga mengakui  permintaan alat berat diler resmi Caterpillar di Kaltim dibanding tahun lalu sudah mulai membaik bahkan peluncuran Dozer Caterpillar yakni Cat D9T, diyakini akan diterima pelaku industri pertambangan. 

Lanjutnya, tahun lalu, kondisi pertambangan memang lesu seiring kondisi batu bara. Banyak alat berat yang kreditnya macet dan menganggur. “Tahun ini, ketika harga komoditas bergerak positif kami telah menyiapkan beberapa strategi pemasaran,” ujarnya.

Diantaranya membuat program rekondisi alat berat. Saat batu bara anjlok, banyak alat berat yang menganggur. Otomatis, ketika akan dipakai kembali pasti ada yang harus diperbaiki.

“Penjualan alat berat bekas yang sudah diperbarui. Harga jualnya rata-rata di angka 75-85 persen dari harga jual baru,” ucapnya. 

Terpisah, kondisi postif juga dialami PT Intraco Penta Prima Servis (IPPS) yang mencapai 87 persen year to date untuk sektor pertambangan, sedangkan pertumbuhan penjualan alat berat untuk sektor non pertambangan tumbuh 41 persen.

Direktur PT IPPS George Setiadi mengatakan pertumbuhan penjualan unit alat berat merk dagang Volvo ini bahkan mencapai 66 persen secara tahunan, melampaui pertumbuhan pasar penjualan alat berat industri yang mencapai 44 persen.

“Untuk beberapa merek Volvo di wilayah Kalimantan dan Sulawesi ini pertumbuhan penjualan IPPS selama setahun terakhir sudah meningkat lebih dari 100 persen dibanding merek-merek lain,” katanya.

Penjualan merk Volvo laris lantaran adanya tipe dengan kekhususan untuk kegiatan pertambangan, seperti articulated dump truck. Sedangkan pertumbuhan penjualan unit merk lain seperti Komatsu, Hitachi, Caterpillar, dan lain-lainnya, tumbuh 36 persen dalam years on years.

"Pertumbuhan penjualan alat berat selama 2017 disebabkan tentu selain karena industri pertambangan sedang bergairah, juga karena pengalaman kami di alat berat sudah puluhan tahun sehingga dapat cepat mengambil peluang yang muncul setelah beberapa tahun stagnan," tukasnya. 

sumber: wartaekonomi

0 komentar:

Posting Komentar