Senin, 16 April 2018

Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak Ditargetkan Beroperasi 2019


PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)/IPC menargetkan pembangunan tahap pertama Terminal Kijing di Mempawah, Kalimantan Barat, selesai dan beroperasi mulai kuartal ketiga 2019. 

Terminal baru pendukung Pelabuhan Pontianak itu akan terus dikembangkan secara bertahap hingga 100 tahun ke depan menjadi pelabuhan berkelas internasional terbesar di Kalimantan. 

Pencanangan pembangunan proyek yang berlokasi di Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah, Kalbar, ini dilakukan pada Rabu (11/4/2018). 

Acara dihadiri oleh Direktur Utama IPC, Elvyn G Masassya, Komisaris Utama IPC Tumpak H Panggabean, jajaran komisaris dan direksi, serta pajabat daerah di Kalbar. 

Dalam kata sambutannya, Elvyn mengungkapkan Terminal Kijing akan mampu melayani kapal-kapal besar karrena memiliki draft -15mLWs aehingga memaksimalkan potensi sumber daya alam Kalimantan, khususnya Kalbar.

“Sebagai salah satu proyek strategis nasional, Terminal Kijing  akan memperkuat konektivitas antarpulau, sekaligus mendekatkan cita-cita Indonesia menjadi poros maritim dunia,” katanya. 

Elvyn juga optimistis Terminal Kijing akan mendorong pertumbuhan arus barang, dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi serta pengembangan industri perkebunan dan pertambangan di Kalimantan. 

"Terminal Kijing akan dikembangkan sebagai pelabuhan laut dalam yang mampu mengakomodir potensi hinterland dan kapal berukuran besar," ujarnya.

Pada pembangunan tahap pertama, IPC akan membangun empat terminal, yakni terminal multipurpose, terminal curah cair, terminal peti kemas, dan terminal curah kering. 

Kapasitas terminal peti kemas diproyeksi mencapai 1 juta TEUs, sedangkan untuk curah cair dan curah kering masing-masing 8,3 juta ton dan 15 juta ton, serta untuk kapasitas terminal multipurpose, pada tahap pertama diproyeksikan mencapai 500.000 ton per tahun. 

Selain itu, akan dibangun lapangan penumpukan, gudang, tank farm, silo, jalan, lapangan parkir, kantor pelabuhan, kantor instansi, jembatan timbang, serta fasilitas penunjang lainnya. 

Luas dermaga yang dibangun pada tahap awal ini yaitu 15 hektar untuk dermaga curah kering, 7 hektar untuk dermaga multipurpose, 9,4 hektar untuk dermaga petikemas, dan 16,5 hektar untuk dermaga curah cair. 

Terintegrasi KEK

Nantinya, menurut Elvyn, pengembangan Terminal Kijing akan terintegrasi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), sehingga dapat menjadi pusat industri pengolahan bahan baku baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor. 

“Hal ini diharapkan mempercepat pertumbuhan ekonomi, khususnya di Kalimantan Barat,” jelasnya. 

Elvyn mengatakan, saat ini proses pembebasan lahan akan memasuki penyelesaian tahap dua, yang di dalamnya juga terdapat beberapa asset pemerintah yang siap direlokasi. 

Pada tahap konstruksi atau tahap awal, pembangunan proyek ini akan menyerap banyak tenaga kerja. Selanjutnya, jika sudah beroperasi, Terminal Kijing akan dapat menyerap lebih banyak lagi pekerja. 

Dalam kesempatan itu, Elvyn memaparkan pencapaian IPC tahun 2017, di mana perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar 10,9 triliun rupiah, yang merupakan pendapatan tertinggi selama 25 tahun usia perseroan.

Tahun 2017 juga menjadi tonggak penting dalam sejarah kepelabuhanan di Indonesia, karena untuk pertama kalinya setelah 160 tahun beroperasi, Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dapat melayani kapal container berkapasitas 10.000 TEUs. 

“Ini adalah kapal terbesar yang pernah berlabuh di Indonesia. Kapal besar ini melayani rute direct call Java-America Express (JAX), yang berlayar rutin setiap minggu dari Tanjung Priok ke Los Angeles & Oakland, Amerika Serikat,” jelas Elvyn.

Di sela-sela acara tersebut, IPC menyerahkan dana beasiswa untuk pelajar SD di sekitar lokasi proyek Terminal Kijing, serta bantuan sembako untuk warga sekitar. 

sumber: translogtoday

1 komentar: