Rabu, 07 Februari 2018

Asuransi Mikro Tumbuh Mini Tahun Ini


Sosialisasi asuransi mikro diklaim sukses mengerek industri ini. Dus, sepanjang 2017, bisnis asuransi mikro meningkat.

Direktur Industri Keuangan Non Bank (IKNB) Syariah OJK Moch Muchlasin mengatakan, jumlah peserta asuransi mikro di tahun lalu meningkat 12,26% menjadi 21,79 juta. Nilai premi asuransi mikro pun naik 34,9% menjadi Rp 1,43 triliun.

Pertumbuhan ini didukung dari bertambahnya jumlah perusahaan dan produk asuransi mikro. Di 2017, total perusahaan yang memasarkan asuransi mikro bertambah menjadi 126 perusahaan. Sedangkan jumlah produk juga meningkat dari 192 menjadi 204 produk.

"OJK optimistis, asuransi mikro masih bisa tumbuh 5% di tahun ini," kata Muchlasin kepada KONTAN, Selasa (6/2).

Saat ini, sebagian besar produk asuransi mikro berupa asuransi jiwa kredit. "OJK berharap semakin banyak produk asuransi yang mengkaver risiko masyarakat berpenghasilan rendah," kata Muchlasin.

Optimisme juga terpancar dari pelaku industri. Direktur Utama Capital Life Indonesia Antony Japari mengatakan, kontribusi asuransi mikro perusahaannya masih mini. Namun, Capital Life yakin potensi produk asuransi mikro cukup besar.

Perusahaan berencana menggandeng partner bisnis baru. "Untuk asuransi mikro tetap digenjot baik dari eksisting partner maupun mencari partner baru," kata dia. Salah satu partner yang diincar adalah Alfamidi.

PT BNI Life Insurance juga mengoptimalkan sinergi dengan induk perusahaan yakni Bank Negara Indonesia (BNI) lewat agen laku pandai. "Saat ini sudah lebih dari 70.000 agen laku pandai yang tersebar di seluruh Indonesia," kata Plt
Direktur Utama BNI Life Geger N. Maulana. Hingga akhir 2017, premi yang dikumpulkan BNI Life sebesar Rp 5,7 triliun. Porsi asuransi mikro BNI Life cuma 0,5%.

Tak mau ketinggalan, PT Zurich Topas Life menggandeng PT Bank Tabungan Negara (BTN) meluncurkan asuransi berjangka dengan premi terjangkau. Produk bertajuk Zurich Prima ini menurut Director Chief of Distribution & Communication Zurich Topas Life Rosmaylinda Nasution juga menargetkan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sebagai perlindungan untuk keluarga yang harus ditinggalkan ketika bekerja di luar negeri. Zurich mematok premi Rp 50.000 per bulan.

Zurich optimistis, produk baru bisa memenuhi target menggaet 75.000 nasabah per tahun. Zurich memanfaatkan kerjasama dengan BTN.

sumber: kontan

0 komentar:

Posting Komentar